Hacker Beli Istana seharga US $ 30 juta
Sebuah kastil mahal seharga lebih dari US$ 30 juta akhirnya laku terjual. Kastil yang diberinama “Chrisco” sebelumnya dimiliki dan dibangun oleh Richard dan Ruth Bradely. Hampir selama 2 tahun Chrisco didiami oleh pasangan tersebut. Tempat tinggal sluas 24,3 hektar kini sudah menjadi milik orang lain. Seorang hacker yang didakwa oleh Pemerintah Jerman diduga menjadi pemilik baru Chrisco.
Patrick Mc Carthty dari Brown Sotheby’s International Realty said he was contacted dihubungi oleh Richard agar iklan kastilnya segera dicabut dari daftar property yang ditawarkan ke publik.
“Kami tidak ada komentar mengenai hal ini, karena kami memang tidak tahu menahu.” Tegas McCarthy seperti yang dikutip dari nzherald.com. Ketika “Herald Sunday” menyambangi kastil tersebut, sebuah bendera Finlandia berkibar dengan megah di atas atap bangunan itu.
Sekitar 20 buruh bekerja di area kastil dan taman. Namun tidak ada satupun dari dmereka yang mengetahui perihal penjualan kastil itu. Seorang pekerja hanya mengatakan bahwa kastil ini kemungkinan akan dihuni 2 bulan lagi.
Nama Chrisco sendiri diambil oleh Bradley ketika ia masih berada di Inggris sebelum kembali ke New Zealand. Harga Chrisco sebetulnya bisa mencapai US $ 50 juta, menurut daftar kajian kekayaan bisnis nasional di tahun 2008.
Mansion ini selesai dibangun di tahun 2006, memiliki 6 kamar tidur utama, lapangan tennis, kolam renang yang luas dan kolam uikan tropis yang sangat luas.
Sebuah gudang dan garasi yang menghadap perbukitan berada di samping rumah utama. Di hadapan gudang tersebut terdapat deretan pohon Palem dan taman labirin. Taman itu juga dihiasi dengan patung berbentuk induk dan bayi Jerapah juga patung badak yang sangat mirip dengan aslinya.
Seorang sumber yang menjadi perantara pembeli rumah tersebut ingin agar identitasnya tidak diungkapkan mengatakan bahwa pembeli rumah tersebut adalah Kim “Kimble” Schmitz (36). “Bendera Finlandia yang berkibar itu hanyalah bentuk penyamaran.” Tambah sumber tersebut.
Di tahun 1990 nama Schmitz sangat trekenal di Jerman sebagai konglomerat remaja yang menguasai internet. Ia harus menjalani masa hukuman percobaan selama 2 tahun karena berusaha masuk ke dalam sistem computer perusahaan dan bekerjasama dengan penadah barang curian. Ia juga diharuskan membayar denda sebesar US $ 195.000 untuk kejahatan yang dalam istilah Jerman disebut “Insider Trading.”
Menurut laporan dari berbagai surat kabar, Keberuntungan Schitmz justru bersinar setelah penangkapan tersebut. Ia berinvestasi pada sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang teknologi. Kemudia menjual saham mayoritasnya itu kepada perusahaan ternama bernama Dataprotect.
Tahun 2001, Schmitz membantu sebuah perusahaan online “LetsBuyIt.com” sebesar lebih dari US $ 1 juta. Tahun berikutnya ia ditahan oleh Pemerintah Belanda karena dianggap mempermainkan nasib perusahaan Belanda.
Menurut Harian Independent, Schmitz juga pernah dideportasi dari Thailand dan ditangkap di Bandara Munich. Ia menyebut dirinya “Royal Highness Kimble The First.” Kimble juga menerbitkan situs pribadinya www.kimble.org yang berisi detail kehidupannya yang sangat glamour, mulai dari koleksi mobil mewahnya, liburan dengan yatch mahal dan sebagainya. Pria dengan bobor 136 kg ini juga disebut sebagai pengusaha teknologi terbesar. Keberadaannya kini disinyalir berada di Penthouse hotel di Hong Kong dan tengah berinvestasi pada perusahaan bernama “Trendax.” Kimble juga kerap hilir mudik Jerman, Filipina, Dubai dan Australia. (nzherlad.com)
0 Response to "Hacker Beli Istana Seharga US $ 30 juta"
Post a Comment