Krisis Kreatifitas di Amerika Serikat

Krisis Kreatifitas di Amerika Serikat

Menurut salah satu artikel di sebuah mingguan Amerika Serikat, di Amerika kini tengah melalami krisis kreatifitas. Sebuah riset menunjukkan bahwa kreativitas di Amerika kini tengah mengalami penurunan. Dan artinya, perekonomian negara dalam keadaan yang berbahaya. 

Riset yang dilakukan ini berdasarkan hasil dari  penggunaan metode Torrance Test of Creative Thinking. Metode ini gunakan untuk mengukur kadar kreativitas masyarakat Amerika Serikat selama setengah abad.  Dr. Kyung Hee Kim, asisten professor di kampus William and Mary, menganalisa data dari motode tersebut dan menyimpulkan  bahwa skor kreatifitas masyarakat Amerika mulai jatuh pada tahun 1990, setelah sebelumnya sangat stabil. Dan setelah 1990, skor tersebut semakin menurun. Yang mengenaskan, penelitian ini belum menunjukkan alasan yang jelas terhadap penurunan skor tersebut.

Credit : kevincorbett.com
Selama Berabad-abad, Amerika Serikat telah menjadi pemimpin dunia dalam hal kreativitas. Berada dalam posisi sekarang adalah sangat kritis untuk Amerika. Industri kreatif juga telah menopang perekonomian Amerika selama bertahun-tahun setelah posisi pertama diraih oleh industri senjata. 

Di tahun 2010 ini, sebuah festival yang dikenal dengan “Aspen Ideas Festival” diselengarakan. Di dalam festival ini seorang ahli sejarah, Niall Ferguson mengatakan bahwa inovasi dan wirausaha adalah kekuatan utama Amerika. Dan kekuatan inilah yang akhirnya menghindarkan Amerika dari krisis berkepanjangan. 

Namun, jika kreativitas di AMerika terus menurun, dikhawatirkan inovasi dan wirausaha juga akan menyusut. Tidak ada lapangan pekerjaan baru, hutang semakin banyak, kapabilitas militer akan melemah, GDP berkurang dan ini akan menjadi sumber malapetaka. 

Lalu apa yang harus dilakukan Amerika untuk menghindari malapetaka tersebut? Setidaknya ada 6 langkah yang harus ditempuh: 

Pertama adalah berinvestasi lebih banyak pada pendidikan tinggi. Baru-baru ini universitas-universitas di Asia telah melalukan langkah signifikan untuk memperbaiki kualitas pendidikan mereka. Beberapa universitas di Asia menjadi universitas terbaik di dunia. Universitas menjadi lahan subur terjadinya investasi dalam bidang riset, dan ini adalah cikal bakal kreativtas. 

Kedua, menciptakan program bagi pelajar yang dapat mengasah kreatifitas. Misalnya beberapa sekolah sudah mulai membuka laboraturium bagi pengembangan wirausaha. 

Ketiga, memberikan program pendidikan mengenai kreativitas dalam setiap jenjang. Kreativitas tidak memiliki batasan umur, tempat maupun waktu, lalu mengapa diabaikan begitu saja. 

Keempat, mebangun sistem yang inovatif. Contoh yang paling anyar telah ditunjukkan oleh Korea Selatan. Sejak tahun 1960-an, Korea Selatan telah mengimplementasikan kebijakan nasional yang mengacu pada peningkatan kapabilitas kreatifitas universitas, institusi riset publik, hingga sektor bisnis. 

Kelima, memberikan kesempatan kepada imigran yang memiliki keahlian untuk menjadi warga negara tetap. Amerika perlu menarik imigran yang memiliki keahlian khusus dan berpendidikan tinggi untuk berkontribusi. 

Keenam, memberikan intensif terhadap sektor-sektor kreatif maupun pajak yang rendah dalam usaha pengembangan kreatif, tujuannya, agar iklim kreativitas lebih berkembang pesat. Oleh Bill Costello, http://www.theseoultimes.com/ST/index.html

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Krisis Kreatifitas di Amerika Serikat"

Post a Comment