Supermarket Jodoh di Cina



Supermarket Jodoh di Cina

Mencari jodoh dan menjual sesuatu memiliki kesamaan. Yaitu sama-sama butuh taktik. Dua hal itu menjadi gampang-gampang susah. Gampang kalau bertemu dengan yang cocok. Si penjual bertemu pembeli, dan laki-laki bertemu wanita. Banyak pria atau wanita lajang, namun mereka sulit bertemu. Sebuah supermarket di Cina, melihat kebutuhan mencari pasangan sebagai ide brilian untuk menaikkan penjualan. Caranya, supermarket ini tidak hanya menjadi tempat belanja, namun juga menyediakan fasilitas bagi muda-mudi yang ingin mencari pasangan hidupnya.

Mencari jodoh di supermarket? Kenapa tidak? Supermarket adalah sarana umum yang didatangi siapa saja. Startegi marketing ini dilakukan oleh sebuah supermarket di Cina pada saat Hari Valentine, 14 Februari yang lalu. Namun siapa sangka, strategi ini justru jitu dan menjadikan toko semakin popular.  Supermarket itu dikenal dengan nama “I’m Looking For You”, para pelanggan yang ingin mencari jodoh, tinggal memberikan data pribadi kepada petugas dan pas foto bewarna terbaru. Foto dan data tersebut akan ditempelkan di dinding yang disediakan di salah satu bagian supermarket. 
Dalam beberapa bulan, petugas supermarket melaporkan sudah ada 1000 klien yang mengirimkan datanya. Dan sudah 50 pasangan yang sukses menjalin kasih.

Hanya dengan 20 yuan atau setara dengan US$ 3, pelanggan yang tertarik dalam ajang ini bisa mendaftarkan dirinya. Cara ini terbilang lebih aman ketimbang mencari pasangan dari internet, karena jaminan kerahasiaan dan kevalidan data peserta. Selain itu, supermarket ini juga memberikan sesi konsultasi sebelum profile pelanggannya dipajang. Profile peserta di dalamnya terdapat nama, usia, pekerjaan, pendapatan, dan foto terbaru yang paling menarik.

Manajer supermarket, Gao Shan, mengatakan kegiatan ini terinspirasi dari kebutuhan masyarakat untuk menemukan jodohnya di tempat yang santai, aman dan bersahaja. “Supermarket ini tidak diciptakan untuk memuaskan kebutuhan liburan atau merayakan hari spesial. Supermarket ini didirikan agar para lajang bisa menemukan pasangan mereka, dan segera meninggalkan status lajang mereka.” 

Gao menambahkan, banyak pelanggannya yang sangat ingin menemukan pasangan hidup, namun karena kesibukan pekerjaan dan kesempatan, mereka tidak punya waktu untuk mencarinya. Seorang pelanggan supermarket ini, Qu Hui (25) yang berprofesi sebagai guru, setuju atas pendapat Gao. “Tentu saja, saya berharap menemukan pendamping hidup. Itulah mengapa saya datang ke sini. Namun jika saya belum menemukannya, tempat ini bisa menjadi ajang pertemanan dan memperluas perkenalan. Lagipula saya seorang guru, waktu saya untuk bersosialisasi sangat terbatas.’’ Ujarnya. 

Di Cina, kaum wanitalah yang merasa sangat sulit untuk mencari pasangan hidup dibanding laki-laki. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Cina, lebih dari 24 juta laki-laki Cina yang mampu menikah bisa hidup tanpa pasangan hingga tahun 2020. 


Terlepas dari survey tersebut, Wang Jiahong, 35, seorang pegawai pemerintah, tetap datang ke supermarket ini bersama ibunya. “Setelah saya ke sini, saya melihat beberapa foto wanita yang sangat menarik dalam perspektif tradisional Cina.  Tipe ideal saya adalah wanita yang baik hati, tanggungjawab dan bisa diajak bekerjasama. Ibu saya mengatakan, kalau saya ini sangat pemilih, Mungkin itulah yang menyebabkan saya masih lajang sampai sekarang. Tapi saya pikir, ini karena memang belum waktunya.” Ujar Wang.

Nah, bagi anda yang belum menemukan pasangan, apakah supermarket seperti perlu di buka di kota anda? (http://english.cri.cn)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Supermarket Jodoh di Cina"

Post a Comment