Perusahaan Jepang Kewalahan Hadapi pegawai Yang Candu Twitter



Perusahaan Jepang Kewalahan Hadapi pegawai Yang Candu Twitter 

Tokyo – Masyarakat Jepang dikenal sangat ulet dan konsisten dalam bekerja. Mereka juga sangat terbuka menggunakan teknologi dalam kehidupan seharihari. Sayangnya, perilaku penggunaan teknologi yang memungkinkan para pekerja Jepang bisa berinteraksi melalui situs jejaring sosial mulai mengkhawatirkan. 

Pengguna Twitter di Jepang saat ini sudha mencapai 10 juta orang dan terus bertambah, Awalnya mereka hanya meggunakan di rumah atau di waktu senggang, namun kini twitter juga dilakukan di tempat kerja sehingga membuat khawatir para atasan.

Contohnya seperti yang terjadi pada sebuah perusahaan penjualan di Tokyo. Saat berlangsung rapat dengan 30 orang pegawai, manager penjualan mendapati bawahannya tidak bisa berpikir logis dan kerap sakit kepala. Menurut salah satu bawahannya, akibat kecanduan twitter, kepalanya sering sakit. 

Selain mengalami sakit kepala, produktivitas pegawai juga menurun. Saat sang manager memeriksa layar computer pegawainya. Layar tersebut dipenuhi komentar-komentar mereka di Twitter.  seperti; “Saya saat ini sudah mendapatkan 3000 teman,” “Siapa cepat menjawab, dialah orang yang cekatan,” dan sebagainya. 

Keadaan ini memaksa sang manager untuk mengambil computer pegawainya. Namun itu tidak menyebabkan para pegawai berhenti bertwitter. Mereka masih isa menggunakan ponsel. 

Untuk mencegah kecanduan twitter berkembang lebih jauh, Dinas Sosial Jepang lalu membuat aturan baru. Daisuke Nozaki, seorang konsultan asuransi sosial menjelaskan mengenai aturan ini. “Kini, mengakses twitter saat bekerja dianggap sebagai tindak pelanggaran, atau tidak memberikan melayani dengan baik. Konsekwensinya, pegawai akan menghadapi hukuman ketidakdisiplinan.”

 “Jika pegawai tersebut tetap melanggar setelah mendapatkan peringatan, maka perusahaan berhak memberi nilai negative dan pegawai tersebut tidka diperkenankan bekerja lagi, “ tambah Nozaki. 

Yang dikhawatirkan dengan kecanduan twitter bukan hanya produktifitas kerja, tapi juga bocornya rahasia perusahaan.  Beberapa perusahaan besar Jepang kini sudah memberlakukan peraturan tersebut. Menurut Nozaki perusahaan seperti IBM Jepang bahkan mewajibkan pegawainya menggunakan nama asli saat berada di dunia maya. 

Menurut Kenichi Ozaki, seorang psikolog klinik, kecanduan twitter mirip dengan kecanduan judi. “Ada ketegangan saat menunggu penghargaan acak atau respon dari teman-teman twitter-nya. Ketika ada orang yang anda tidak kenal memberi penghargaan tak terduga itu memunculkan kesenangan dan rasa percaya diri.”

Beberapa kasus dari kecanduan twitter bahkan lebih ekstrem lagi. Pengguna twitter bisa memunculkan isu sensasional hanya untuk mendapatkan respon yang cepat dan banyak. www.japantoday.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perusahaan Jepang Kewalahan Hadapi pegawai Yang Candu Twitter "

Post a Comment