Catatan PPOT (Program Pelatihan Orang Tua) Al - Falah Ciracas

Picture Ilustrasi : kulkutuk.com
Catatan Nurhablisyah, Msi. 
PPOT, Al Falah Ciracas, DAY 1, Senin 11 Mei 2009

Ini adalah hari pertama aku ikut pelatihan orang tua. Nama programnya PPOT (Program Pelatihan Orang Tua) yang diadakan oleh Al Falah, cibubur. Dalam 1 kelas terdiri dari 10 orang pesert. Hari pertawa diawali dengan perkenalan. Dari semua peserta yang hadir, umumnya telah dikaruniai anak oleh Allah SWT, ada aku dan Mba Winda yang belum diberi kepercayaan oleh Allah untuk mengandung dan mengasuh anak.

Hari pertama dimulai dengan belajar membuat definisi akan segala kata. Misalnya begini, kita sering bicara kepada anak. “Buanglah sampah pada tempatnya” Kita sebaiknya mengerti arti kata per kata dengan definisi yang jelas. Definisi yang jelas adalah definisi yang memiliki susunan SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan)
Ex: Sampah adalah hasil sebuah benda yang sudah tidak digunakan lagi/ fungsinya sudah berakhir oleh manusia. (Ini definisi menurut saya loh)

Setiap orang akan memiliki definisi yang berbeda akan segala sesuatu tergantung dari pengalamannya. Setelah belajar definisi dan berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Baru kami mempelajari nilai-nilai yang harus di tanam dalam diri anak-anak kita.

1. MUTU
2. HORMAT
3. JUJUR

Masing-masing nilai harus didefinisikan lagi. Nilai-nilai ini akan menjadi landasan kita mendidik dan berkomunikasi dengan anak. Dan landasan/ standart yang digunakan dalam pelatihan ini adalah landasan Islam yang bersumber pada Al Qur’an. Intinya, semua itu harus dicari dan dipelajari di dalam Al Qur’an.

Yang terjadi saat ini adalah, karena banyak orang tua yang tidak mempersiapkan dirinya menjadi orang tua, dan menganggap mendidik anak bias dijalankan dengan metode “Learning by Doing” jadi anak-anak kita banyak mengalami gegar definisi. Memiliki pemahaman terhadap kata sebenarnya. Misalnya begini:

Orang tua sering mengatakan: “Nak, sekarang kita mandi ya.”
Namun kata-kata itu diucapkan sambil memasak air panas, menyiapkan handuk, mengambil baby oil. Anak-anak tidka tahu makna “Sekarang”. Hal ini akan membuat otak anak terkondisikan, bahwa “Sekarang” artinya sambil melakukan hal lain, dan masih ada jeda waktu. Apa yang terjadi dengan kebiasaan ini? Di masa dewasa, anak memiliki kesulitan dalam kedisiplinan dan menghargai waktu.

Kita juga sangat tidak dianjurkan untuk melarang anak dengan mengatakan kata “Jangan”. Kata “Jangan” adalah kata dengan makna negatif. Malarang anak, berarti mematikan rasa ingin tahunya. Lalu apa yang  harus kita lakukan? Memberikan penjelasan dengan makna negative. Misal: Anak sedang main pisau

----- “Nak, bermain pisau bisa membahayakan kamu dan orang lain. Itu bukan mainan.”—

Repot?
Di dunia ini tidak ada yang instant, Allah mencintai proses, dan dengan melewati prose situ kita bisa menghargai sebuah usaha. 

Nanti kita sambung lagi yah. Mari sama-sama belajar menjadi orang tua, demi generasi Indonesia yang lebih baik.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Catatan PPOT (Program Pelatihan Orang Tua) Al - Falah Ciracas"

Post a Comment