TOKUSATSU Review - Garo Season 1

Picture From : operationrainfall.com
GARO

Jika kamu adalah penggemar Satria Baja Hitam, Goggle V, dan lain-lain, maka ketika menonton GARO kamu engga hanya bernostalgia dengan aksi laga dan kepahlawan mereka, tapi juga disuguhkan teknik animasi tingkat tinggi dan jalan cerita yang bikin penasaran, hingga kecanduan (atau ini hanya melanda gue semata?)

Garo bercerita tentang perjalan seorang Ksatria Makai (Makai Knight) tugasnya adalah membasmi Horor (iblis yang berbentuk monster). Iblis ini dikirim oleh Meshia (Iblis wanita yang jahat dan akan bangkit suatu saat nanti). Dalam melaksanakan misinya, para ksatria ini diperintah oleh para penjaga yang disebut Watchdog.

Di lain sisi, seorang gadis berbakat dalam dunia melukis, bernama Kaoru ingin sekali bisa memamerkan lukisannya. Kaoru sejak kecil selalu bermimpi bertemu dnegan kstria berbaju emas yang gagah. Mimpi ini yang banyak memberikan ilham pada lukisannya.

Seorang kstaria bernama Saejima Kouga, dikirim untuk membeasmi horror di muka bumi. Dalam melaksanakan tugasnya, Kauga ditemani oleh cincin ajaib yang bisa bicara bernama Zaruba. Zaruba sudah seperti teman dekat bagi Kauga, Zaruba adalah cincin yang diturukan oleh ayah Kauga, yang juga seorang ksatrian Makai, bernama Saejima Taiga. Saejima Taiga meninggal dibunuh oleh oleh seorang makai, yang tidak diketahui. Selain bertugas membasmi iblis, Kauga juga memiliki obsesi balas dendam atas kematian ayahnya. Ia juga ingin melindungi manusia.

Pada episode pertama yang berjudul “Beauty”, di sini Kauga dan Kaoru bertemu. Saat itu, kaoru tengah bekerja di sebuah galeri. Nah, pemilik Galerinya, ternyata sudah kerasukan Iblis dan berubah menjadi iblis. Saat Kaugo bertempur melawan iblis, Kaoru terkena cipratan darahnya. Ini berbahaya, karena manusia yang terkena cipratan darah Iblis, harus dibunuh. Namun Kauga tidak sanggup melakukannya, Kauga seperti memiliki ikatan dengan Kaoru. Demikian juga Kaoru. Ternyata sosok Kaugalah yang selama ini hadir dalam mimpi Kaoru.

Di tengah cerita, akan muncul satu-satu tokoh yang membuat cerita nambah menarik. Ada Zero, atau rei, Makai Knight dari Timur. Gayanya asik banget, cool, lucu, dan pastinya ganteng. Tidak seperti Kauga yang tidak pernah senyum, dingin, walau tetap ganteng juga. Rei punya misi membalas dendam kematian ayah dan kekasihnya. Kekasihnya juga pernah terkena cipratan darah iblis, dan dibunuh oleh Ksatria Makai. Rei mengira ksatria itu adalah Kauga. 

Kalo dulu nonton film Tokusatsu (Serial kepahlawanan Jepang), mungkin gue hanya liat adegan berantemnya. Tapi sekarang kepikiran bagaimana cara bikinnya, ceritanya, dan penokohan. Dan menurut gue. Garo termasuk serial yang dialognya sederhana namun pintar. Ada sebuah adegan dimana kauga bertemu teman kecil, seorang pendeta wanita yang sangat sakti, bernama Jabi.  Jabi terkejut melihat Kauga yang sudah tumbuh dewasa dan tampan. Jabi mendekatkan tubuhnya pada Kauga dan berkata. “Kalau, aku jenis wanita biasa, mungkin aku sudah jatuh cinta padamu” Kauga hanya terdiam. Di adegan lain, Jabi memeluk Kauga dari belakang dan berkata “Kauru pasti bahagia karena selalu dilindungi oleh mu”. Suasana digambarkan sangat dingin, Kauga terdiam dan hanya memandang ke depan. Terasa sekali dramanya. Sebuah adegan percintaan yang tidak perlu digambarkan berleihan namun kepedihannya sudah terasa.

Seperti biasa film-film Jepang yang sedikit bicara, namun padat adegan, demikian juga Garo. Penonton dibiarkan tenggelam pada persepsi masing-masing tentang cerita yang dinikmatinya.

Pada episode selanjutnya cerita akan berkembang, dari kisah drama Kauga dengan Kaoru hingga penghiatan di dalam organisasi Makai sendiri. Tidak tahu siapa kawan dan lawan. Sementara itu, darah iblis yang ada di dalam tubuh Kaoru semakin menjalar dan membuat Kauru kesakitan dan hampir mati. 

Kaoru sendiri, memiliki ayah yang juga pelukis. Orang tuanya sudah meninggal. Orang tua Kaorulah yang membuat komik tentang ksatria berjubah emas ini, dimana halaman terakhirnya tidak ada kelanjutannya. Kaoru ingin sekali melanjutkan cerita yang belum rampung itu.

Buat gue, Garo betulbetul jadi obat stress. Apalagi melihat kepiawaian movimaker Jepang. Untuk sebuah cerita kepahlawanan seperti ini, mereka serius sekali menggarapnya. Mulai dari opening yang menarik, terkonsep. Dan adegan perkelahian yang keren. Menggabungkan animasi 3D, 2D, tatanan make up yang gila, kostum yang keren abis! Dan tentunya pengambilan gambar yang tak kalah sadis.

Intinya, lo harus nonton deh. Tapi sekedar mengingatkan, GARO tidak layak dikonsumsi untuk anak-anak karena kostum yang sangat minim. 

Hhhmm, sekarang gue lagi tunggu Hubby yang katanya mau bawain GARO the MOVIE. Duh, gak sabar nih!

Penulis : Nurhablisyah, Msi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TOKUSATSU Review - Garo Season 1"

Post a Comment