Memilih Calon Pasangan di Era Digital

Memilih Calon Pasangan di Era Digital
Suatu ketika, saya bertanya di tengah keheningan kelas. Mahasiswa di kelas saya umumnya pria. Saat itu, ada sekitar 20 mahasiswa dan 7 mahasiswi. “Kalau nanti Anda hendak menikah, perempuan seperti apa yang menjadi kriteria istri ideal Anda?”

Source Picture From : http://ridwanaz.com

“Yang pakai Jilbab dan rajin Sholat Bu.”Ujar seorang mahasiswa berperawakan tinggi, kurus dan berkulit gelap. Saya tersenyum menanggapinya.

“Kalau Anda?,” Tanya saya pada seorang mahasiswi.”Saya pilih laki-laki yang bertanggungjawab dan baik hati.” Saya juga menanggapinya dengan senyum dan anggukan.

Jawaban adik-adik mahasiswa itu memang terasa normatif sekali. Saya yakin jarang sekali yang membayangkan bahwa pernikahan tidak semudah dan seindah harapan. Dalam bayangan Saya ketika masih jadi mahasiswi. Menikah adalah pekerjaan keras. Siap dengan kemandirian, karena uang bulanan sudah tidak disubsidi ortu. Makan, cucian, urusan, listrik sampai beli gula dan teh harus ditanggung bersama suami. Tapi, kala itu, Saya tidak membayangkan apa yang harus dilakukan bila tidak sepaham dengan suami. Lalu bagaimana jika langsung hamil, harus bagaimana? Saya tidak membayangkan ketika hamil, tubuh perempuan akan berubah. Pengaruh hormone membuat metabolism juga berubah. Dan pasangan juga seharusnya beradaptasi dengan perubahan istri. Lalu bagaimana kalau anaknya lahir? Gimana cara mengurusnya? Kalau anak rewel dan sakit, kalau ribut sama suami? Kalau suami gak mau bantuin? Kalau cucian numpuk sementara gak ada yang bantuin? Kalau keluarga suami atau keluarga kita maunya tau beres?

Semua pertanyaan itu “Blank” gak ada di benak saya yang masih kiyis-kiyis polos monos.

Yang Saya bayangkan saat menikah adah kebahagiaan. Senyuman suami saat pulang kerja, rumah yang berbau harum, dan bunga cinta dimana-mana, hehehe, sangat naif ya? Yang jelas karena Saya kurang baca. Mengapa? Karena kita dan keadaan sosial kita memang tidak disiapkan untuk menjadi ayah dan ibu sesuai fitrah. Setelah menemukan pasnagan, yang paling pneting adalah cari gedung dan katering.

Jadi gimana dong memilih calon istri dan suami yang ideal?

Dalam sebuah seminar mengenai Kriteria Calon Pasangan Ideal yang diadakan di DKV Unindra beberapa waktu lalu, Ibu Siska Yudhistira Massardi mengatakan, salah satu caranya adalah melihat bagaimana calon pasangan kita dibesarkan. Terutama usia 0-2 tahun. Jika dibesarkan penuh kebencian, amarah dan pukulan. Artinya, ada sambungan pada otaknya yang tidak sempurna. Jika Anda sudah mengetahuinya, maka siap-siap menghadapi calon pasangan Anda yang kemungkinan agak temperamental, sulit komunikasi verbal (bicara) dan sebagainya. Jika usia 0-2 tahunnya kurang dirangsang dengan lingkungan, dikurung di dalam rumah, ini itu gak boleh. Maka konsekswensinya, calon pasangan Anda akan sulit empati dan tidak sensitif pada keadaan. Ketika, dalam sebuah keluarga, tidak ada kesepakatan antara istri dan suami dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Anda bisa bayangkan apa yang terjadi?

Jadi, kalau orang tua kita mengatakan memilih jodoh lihat Bibit, Bebet dan Bobotnya, Saya piker masih relevan sampai sekarang. Pertanyaannya, sanggupkah kita memegang amanah nanti setelah mengikat janji suci? Orang tua di zaman digital beda dengan zaman sebelumnya. Musuh kita bukan lagi manusia, melainkan perangkat lunak yang siap menerabas ke saraf-saraf otak anak kita. Pelan dan pasti anak-anak kita yang lahir dari darah daging kita, terasa asing, sulit diajak bicara, boro-boro jadi penyejuk hati kedua orang tua. Naudzubillah min dzaliik.

Jadi, sebelum itu terjadi, mari kita siapkan diri dengan bekal ilmu dunia dan akhirat. Salah satunya, dengan ikut seminar parenting. Karena manfaatnya insyaAllah seumur hidup, kalau diterapkan pada keluarga dan anak kita, ilmu itu akan mengalir terus dan menjadi pahala bagi kita, Amiin.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini, Semoga Bermanfaat

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan..:)

Informasi untuk mengundang Ibu Siska Yudhistiras Massradi sebagai pembicara bisa melalui Taya (0812 81304090) atau email saya: nurhablisyah@gmail.com

Penulis : Nurhablisyah, Msi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Memilih Calon Pasangan di Era Digital"

Post a Comment